Dalam perkembangan dunia pendidikan, pengukuran aspek kognitif pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki peranan yang sangat penting. pengukuran ini dapat memberikan informasi mendalam terkait potensi Intelektual, Minat, dan Bakat yang dapat dijadikan acuan untuk penentuan jurusan yang digunakan secara luas dalam berbagai institusi pendidikan guna mengukur kemampuan kognitif siswa secara lebih objektif.
Namun, Seiring dengan berkembangnya teknologi dan mudahnya akses informasi, kebocoran alat tes psikologi menjadi permasalahan yang semakin serius, kebocoran tersebut berakibat pada menurunnya akurasi dan validitas hasil pengukuran, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas rekomendasi penjurusan dan pengembangan potensi siswa
fenomena yang terjadi saat sekarang ini ditandai dengan sekolah / lembaga pendidikan yang tidak sepenuhnya mampu memanfaatkan hasil tes kognitif guna optimalisasi belajar peserta didik. Hal ini dikarenakan hasil tes yang dilakukan tidak secara komprehensif mengukur aspek kognitif siswa, selain itu kurangnya tingkat akurasi dari hasil tes membuat pendidik meragukan manfaat dari hasil tes yang dilakukan. faktor yang mempengaruhi hal ini diantaranya adalah validitas dari alat ukur tersebut, penggunaan norma yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa, serta tingkat kebocoran yang tinggi akibat penggunaan yang terlalu sering.
Isu Terkini dalam penggunaan Alat Tes Psikologi
Kebocoran alat tes psikologi, seperti adanya bocoran soal, kunci jawaban, atau bentuk manipulasi lainnya yang dapat menurunkan tingkat keakuratan hasil tes. Siswa yang mendapatkan keuntungan dari kebocoran tersebut mungkin memperoleh hasil yang tidak mencerminkan kemampuan asli mereka. Ini akan mengakibatkan pengukuran yang tidak valid, sehingga memberikan panduan yang salah dalam menentukan pilihan akademis atau karier. Dalam jangka panjang, hal ini juga dapat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap alat tes psikologi dan institusi yang menyelenggarakannya.
Solusi akan kebocoran alat tes Psikologi
- Mengembangkan alat tes psikologi yang dapat dirotasi atau diperbarui secara berkala, sehingga mengurangi peluang kebocoran tes yang sama digunakan secara berulang
- memanfaatkan teknologi digital dengan sistem pengamanan berlapis dan analisis data secara real-time untuk mencegah penyalahgunaan alat tes.
General Cognitive Ability Test (GCAT)
alat ukur yang digunakan saat ini di instansi pendidikan belum mampu mengukur aspek kognitif siswa secara komprehensif, sehingga tidak semua potensi semua dapat diukur dari instrumen yang sudah ada.
General Cognitive Ability (GCAT) merupakan alat ukur yang bertujuan mengukur kemampuan kognitif individu. Menurut American Psychological Association (APA), kemampuan kognitif merupakan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan persepsi, belajar, memori, pemahaman, kesadaran, penalaran, penilaian, intuisi, dan bahasa. Menggunakan dasar teori Cattell-Horn-Carroll (CHC) Theory of Cognitive Abilities, kemampuan kognitif digambarkan dalam struktur teori CHC (Schneider & McGrew, 2012; Schneider & McGrew, 2018). Sesuai dengan teori CHC, GCAT terdiri dari dimensi yang memiliki cakupan paling luas, yaitu general abilities (GCA) yang diikuti oleh broad abilities, narrow abilities, hingga specific test (subtes) dengan cakupan spesifik. Instrumen ini dapat digunakan pada berbagai setting, mulai dari pendidikan, industri, dan organisasi.
Alat ukur General Cognitive Ability Test (GCAT) mampu mengenali aspek kecerdasan siswa yang bersifat crystalized (kemampuan yang sudah dimiliki siswa sebagai hasil dari pengalaman hidup serta pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan berlajar siswa) dan yang bersifat fluid (kemampuan siswa dalam berpikir abstrak, bernalar cepat, dan memecahkan masalah tanpa bergantung dari pengalaman dan pengetahuan yang sudah diterima sebelumnya.)
Aspek Yang Diukur
Keunggulan GCAT
- Menggunakan teori kognitif terbaru, yaitu Scheinder & McGrew (2018)
- Pembaharuan norma dengan 3.850 sampel yang tersebar di seluruh Indonesia dengan pengelompokan berdasarkan kelompok usia
- Rentang usia penggunaan yang luas, yaitu 11-53 tahun
- Memiliki struktur yang valid, sesuai dengan struktur teoritis
Program yang kami tawarkan
- Pelaksanaan Psikotes dilakukan secara klasikal dengan menggunakan alat tes Psikologi terbaru yang kami miliki.
- Hasil tes Psikologi yang kami lakukan akan memberikan informasi yang berharga guna menetapkan norma tes yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kemampuan berpikir siswa Indonesia.
- Program ini merupakan bentuk dukungan dan kepedulian kami untuk memajukan dunia pendidikan Indonesia.
- Program ini juga dapat memberikan informasi yang valid untuk guru dan tenaga pengajar tentang kemampuan kognitif siswa sehingga dapat dijadikan acuan dalam merancang program pembelajaran yang lebih sesuai.
Tertarik dengan alat tes baru kami, Silahkan segera daftarkan Instansi / Lembaga Anda melalui link berikut wa.me/6282132397775 atau click tombol contact us.